Kondisi Giografi

Kondisi Demografi  & Topografi 

a. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

- Luas Dan Batas Wilayah Administrasi

Secara Geografis Desa Watuliney terletak pada posisi Latitude 095'96.01" Longitude 124°80'95.06". Secara administratif Desa Watuliney Kecamatan Belang merupakan salah satu desa dari 135 desa yang ada di Wilayah Administratif Kabupaten Minahasa Tenggara yang memiliki luas Wilayah ± 850 ha/m2. Secara topografis terletak pada ketinggiaan 127 meter dan 2.7 meter diatas permukaan air laut.

Posisi Desa Watuliney yang terletak pada bagian Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara berbatasan langsung dengan sebelah barat Wilayah Kecamatan Ratahan, sebelah timur berbatasan dengan Desa  Watuliney Tengah, sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tababo, serta sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Besar. Lahan di Desa Watuliney sebagian besar merupakan Tanah Sawah 15 % dan Tanah Bukang Sawah 85%.

Hukum

Sebelah Utara : Kelurahan wawali ratahan

Sisi Selatan : Sungai Molompar 

Sebelah Timur : Desa watuliney tegga 

Sisi Barat : Sungai Molompar 


- Letak dan Kondisi Geografis

Desa watuliney dilihat berdasarkan posisi astronomi berada antara :

124°80'95.06''BT - 124˚42'24”BT BT

095'96.01”LU - 095'96.01”LU

Dalam konteks pembangunan Kabupaten Minahasa Tenggara, Desa watuliney  juga merupakan salah satu  Desa yang menjadi Objek Pengembangan Kawasan pertanian.

Luas Wilayah Administratif

Luas wilayah Desa watuliney adalah 850 ha/m2 atau 850 Ha, yang secara administratif terbagi menjadi 5 Teknis Kewilayahan (Jaga). Dengan Jaga terluas adalah Jaga I dengan luas 55 Ha, sedangkan Jaga V sebagai Jaga terkecil dengan luas 3.5 Ha

b. Topografi

- Ketinggian Lahan

Topografi sebagaian besar wilayah adalah wilayan datan renda ,Tanah Kering dan bukit  yang membentang dari Timur  sampai ke Utara . Untuk ketinggian, wilayah memiliki ketinggian antara 2,5 m dipesisir Pantai hingga ketinggian 127 m.

Klimatologi

Cuaca dan iklim adalah proses interaktif alami (kimia, biologis dan fisis) di alam, khususnya di atmosfer. Hal ini terjadi karena adanya sumber energi, yaitu Matahari dan gerakan rotasi Bumi pada poros (kurang 24 jam) serta revolusi Bumi mengelilingi Matahari. Dalam peristiwa ini, pendekatan fisis lebih dominan daripada kimia dan biologis. Cuaca sebagai kondisi udara sesaat dan iklim sebagai kondisi udara rata-rata dalam kurun waktu tertentu merupakan hasil interaksi proses fisis. Iklim selalu berubah menurut ruang dan waktu.  Dalam skala waktu perubahan iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan maupun siklus beberapa tahunan. Selain perubahan yang berpola siklus, aktivitas manusia menyebabkan pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala global maupun skala lokal.


a. Tipe 

Secara Klimatologi Iklim di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara tergolong iklim tropis basah. Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman, oleh karena itu iklim merupakan salah satu data yang sangat diperlukan dalam perencanaan wilayah terutama keperluan pertanian dan Perikanan. Data iklim Kabupaten Minahasa Tenggara dan Desa Watuliney Pada Umumnya,diambil dari Stasiun Klimatologi Bandara Samratulangi Manado Propinsi Sulawesi Utara tahun 1998 – 2002.


b. Curah Hujan 

Curah hujan dari data yang diperoleh dari stasiun Klimatologi Bandara Sam Ratulangi Manado, Provinsi Sulawesi Utara, diketahui bahwa curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara 3.839.60 mm, dengan penyebaran curah hujan rata-rata bulanan 319.97 mm yaitu berkisar antara 107.32 – 604.86 mm dan jumlah hari hujan rata-rata bulanan sebanyak 19 hari hujan yaitu berkisar antara 11 – 26 hari hujan. Data data yang ada menunjukkan bahwa Kabupaten Minahasa Tenggara tidak mempunyai bulan kering (curah hujan rata-rata bulanan < 100 mm) dari stasiun pengamatan tersebut. Oleh karena itu iklim Kabupaten Minahasa Tenggara menurut Koppen diklasifikasikan Af dimana total curah hujan tahunan > 2,500 mm/tahun dan curah hujan bulan terkering > 60 mm, dan menurut Schmidt Pergusson Kabupaten Minahasa Tenggara, Propinsi Sulawesi Utara termasuk tipe A dengan nilai Q (quotien) 0 %, sedangkan menurut zona agroklimat Oldeman Kabupaten Minahasa Tenggara termasuk dalam zona A1 yaitu dengan jumlah bulan basah berturut-turut lebih dari sembilan bulan dan jumlah bulan kering kurang dari dua bulan dalam setahun.

c. Suhu 

Dari data yang ada menunjukkan bahwa suhu rata-rata tahunan Kabupaten Minahasa Tenggara adalah 26.33 oC dengan suhu rata-rata maksimum 30.23 oC dan suhu rata-rata minimum 22.98 oC.Ketinggian suatu tempat di atas permukaan laut di daerah katulistiwa merupakan faktor yang paling penting mempengaruhi suhu udara. Udara yang bebas bergerak akan turun temperaturnya pada umumnya dengan 1 oC untuk setiap 100 m naik di atas permukaan laut, untuk pulau Sumatera - Kalimantan penurunan ini rata-rata 0,61 oC (Arsyad, 1989). Ketinggian Kabupaten Minahasa Tenggara hampir sama dengan ketinggian kedua stasiun Klimatologi tersebut maka berdasarkan perhitungan Arsyad suhu rata-rata Kabupaten Minahasa Tenggara tetap sama yaitu sebesar 26,33 oC dengan suhu rata-rata maksimum 30,23 oC dan suhu ratarata minimum 22.98˚C.Suhu Rata-Rata Bulanan Di Kabupaten Minahasa Tenggara,dan Desa Watuliney Pada Khususnya adalah 26,13˚ C.

d. Kelembaban 

Kelembaban udara merupakan salah satu komponen iklim yang berpengaruh abupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara mempunyai kelembaban udara relatif rata-rata yaitu sebesar 82,69 % atau berkisar antara 73.76 – 87.92 %. Kelembaban udara ini cocok untuk mendukung pertumbuhan makluk hidup dan sekaligus tidak terhadap laju evapotranspirasi dan perkembangan penyakit. Dari data yang ada menunjukkan bahwa cukup basah untuk perkembangan penyakit. kelembapan Rata-Rata 82,69%.

2.1.1 Penggunaan Lahan

a. Kawasan budidaya; 

Penetapan kawasan ini dititik beratkan pada usaha untuk memberikan arahan pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumber daya yang ada dengan memperhatikan optimasi pemanfaatannya.Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kawasan Budidaya terdiri dari; kawasan hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perkebunan, industrim pariwisata, permukiman dan lainnya.


b. Potensi Pengembangan Wilayah 

Arahan pemanfaatan ruang wilayah Watuliney Timur Mengacu Pada RTRW kabupaten Minahasa Tenggara sesuai dengan Program utama jangka menengah lima tahunan kabupaten yang berisi rencana program utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.

c. Kawasan Strategis Bidang Pertumbuhan Ekonomi 

Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi terdiri atas  kawasan pusat pengembangan industri pabrik es batu untuk menunjang pengembangan Minapolitan dikawasan sesuai dengan potensi unggulan dari masing-masing teknis kewilayahan.

d. Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya 

Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya terdiri atas Kawasan strategis pariwisata buadaya music bambu.


e. Kawasan Strategis Bidang Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup 

Kawasan strategis dari fungsi lingkungan hidup, terdiri atas kawasan strategis konservasi bantu dinding dan air jaru.

f. Kawasan Rawan Bencana

Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Khususnya Desa Watuliney bisa dirinci sbb :

Comments

Popular posts from this blog

Pembagian Wilaya